Perbedaan antara Tv Analog Dan Tv Digital
Perbedaan TV Digital dengan TV Analog
Di Indonesia agar segera diluncurkan karena
Pemerintah juga berpendapat bahwa teknologi televisi digital lebih efisien
dalam penggunaan kanal frekuensi dibandingkan teknologi analog yang selama ini
dipergunakan. Berdasarkan master plan televisi yang
tengah disusun, pemerintah akan mengalokasikan 14 kanal frekuensi. 10 kanal
frekuensi kini telah dialokasikan bagi televisi swasta yang telah beroperasi.
Satu kanal untuk TVRI, satu kanal untuk televisi lokal, dan dua kanal untuk
televisi digital. Walaupun televisi digital harus banyak melakukan adaptasi
terhadap jangkauan yang telah dapat dicapai oleh televisi analog. Penerapan
siaran TV digital sebagai pengganti TV analog pada pita UHF dilakukan secara
bertahap sampai suatu batas waktu cut-off TV
analog UHF yang ditetapkan (2015 di kota besar dan 2020 secara nasional).
Wilayah layanan TV digital penerimaan tetap free-to-air DVB-T
sama dengan wilayah layanan TV analog UHF sesuai Keputusan Menteri Perhubungan
No. 76 Tahun 2003. Alokasi kanal frekuensi untuk layanan TV digital penerimaan
tetap free-to-air DVB-T di Indonesia adalah pada band
IV dan V UHF, yaitu kanal 28 – 45 (total 18 kanal) dengan lebar pita masing –
masing kanal adalah 8 MHz. Namun, setiap wilayah layanan diberikan jatah hanya
6 kanal, karena 12 kanal lain digunakan di wilayah – wilayah layanan sekitarnya
(pola reuse 3 grup kanal frekuensi). TV digital,
katanya, memang menuntut keterlibatan banyak pihak, di antaranya perusahaan
seluler, sedangkan pemerintah berfungsi untuk melindungi produk TV digital dan
sebagai regulator.
Untuk
menyusun strategi migrasi ke teknologi digital, pemerintah diusulkan membentuk
Komisi Nasional Televisi yang beranggotakan departemen dan kalangan lembaga
penyiaran. Pada 2004 diharapkan Komisi ini sudah terbentuk, sehingga
sosialisasi dan uji coba televisi digital dapat dilakukan.
Perbedaan mendasar antara TV
Digital dengan TV Analog
Perbedaan
yang paling mendasar antara sistem penyiaran televisi analog dan digital
terletak pada penerimaan gambar lewat pemancar. Pada sistem analog, semakin
jauh dari stasiun pemancar televisi, sinyal akan melemah dan penerimaan gambar
menjadi buruk dan berbayang. Sedangkan pada sistem digital, siaran gambar yang
jernih akan dapat dinikmati sampai pada titik dimana sinyal tidak dapat
diterima lagi.
Perbedaan TV
Digital dan TV Analog hanyalah perbedaan pada sistim tranmisi pancarannya,
kebanyakan TV di Indonesia, masih menggunakan sistim analog dengan cara
memodulasikannya langsung pada Frekwensi Carrier, Sedangkan pada Pada sistim
digital, data gambar atau suara dikodekan dalam mode digital (diskret) baru di
pancarkan.
Orang awam
pun dapat membedakan dengan mudah, jika TV analog signalnya lemah (semisal
problem pada antena) maka gambar yang diterima akan banyak ‘semut’ tetapi jika
TV Digital yang terjadi adalah bukan ‘semut’ melainkan gambar yang lengket
seperti kalau kita menonton VCD yang rusak. Kualitas Digital jadi lebih bagus,
karena dengan Format digital banyak hal dipermudah.
Siaran TV Satelit Dulu memakai Analog. Sekarang sudah banyak yang digital. Tidak semua TV satelit memakai sistim Digital. Di beberapa satelit Arab banyak yang memakai mode analog. Sebenarnya untuk menerima siaran digital untuk TV yang analog tidaklah terlalu mahal. Receiver ini hanya tinggal pasang antena dan kemudian AV nya colokkan ke TV. Untuk siaran TV satelit namanya DVB-S (Digital Video Broadcasting – Satelite). Sedangkan untuk di daratan namanya DVB-T(Digital Video Broadcasting – Terresterial).
Jika anda melihat Indosiar atau Metro TV atau RCTI melalui satelit anda bisa melihat siaran TV Digital. Tidak Harus plasma, Tidak harus HD, karena stasiun TV Nasional masih memakai SDTV meskipun mereka memancarkan secara digital lewat satelit Dengan memakai TV 14 inchi yang paling murahpun anda bisa menonton TV digital. Sedangkan jika anda membeli TV LCD, hampir semua bisa menerima signal Digital tanpa alat tambahan karena sudah dilengkapi dengan receiver digital.
Siaran TV Satelit Dulu memakai Analog. Sekarang sudah banyak yang digital. Tidak semua TV satelit memakai sistim Digital. Di beberapa satelit Arab banyak yang memakai mode analog. Sebenarnya untuk menerima siaran digital untuk TV yang analog tidaklah terlalu mahal. Receiver ini hanya tinggal pasang antena dan kemudian AV nya colokkan ke TV. Untuk siaran TV satelit namanya DVB-S (Digital Video Broadcasting – Satelite). Sedangkan untuk di daratan namanya DVB-T(Digital Video Broadcasting – Terresterial).
Jika anda melihat Indosiar atau Metro TV atau RCTI melalui satelit anda bisa melihat siaran TV Digital. Tidak Harus plasma, Tidak harus HD, karena stasiun TV Nasional masih memakai SDTV meskipun mereka memancarkan secara digital lewat satelit Dengan memakai TV 14 inchi yang paling murahpun anda bisa menonton TV digital. Sedangkan jika anda membeli TV LCD, hampir semua bisa menerima signal Digital tanpa alat tambahan karena sudah dilengkapi dengan receiver digital.
Penyajian TV
Digital Kepada User
·
TV
Digital digunakan untuk siaran interaktif. Masyarakat dapat membandingkan
keunggulan kualitas siaran digital dengan siaran analog serta dapat
berinteraksi dengan TV Digital.
·
Teknologi
siaran digital menawarkan integrasi dengan layanan interaktif dimana TV Digital
memiliki layanan komunikasi dua
arah layaknya internet.
·
Siaran
televisi digital terestrial dapat diterima oleh sistem penerimaan televisi
tidak bergerak maupun sistem penerimaan televisi bergerak. Kebutuhan daya
pancar televisi digital yang lebih kecil menyebabkan siaran dapat diterima
dengan baik meski alat penerima siaran bergerak dalam kecepatan tinggi seperti
di dalam mobil dan kereta.
·
TV
Digital memungkinkan penyiaran saluran dan layanan yang lebih banyak daripada
televisi analog. Penyelenggara siaran dapat menyiarkan program mereka secara
digital dan memberi kesempatan terhadap peluang bisnispertelevisian
dengan konten yang lebih kreatif, menarik, dan bervariasi.
Komentar
Posting Komentar