Masalah Penduduk dan Kesehatan

 Masalah Penduduk

a.       Jumlah Penduduk Besar
    Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan karena menjadi subjek dan objek pembangunan. Manfaat jumlah penduduk yang besar:
·     Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.
·     empertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.
Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk
besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:

·   Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.
·     Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas so
sial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini.
b.      Pertumbuhan Penduduk Cepat
   Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun. Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan keluarga. Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga anak saja atau merupakan keluarga kecil.Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera.
Dua tujuan pokok Program Keluarga Berencana yaitu:
· Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi
 kemampuan peningkatan produksi.

·      Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera
·      Persebaran Penduduk Tidak Merata
c.       Persebaran Penduduk Yang Tidak Merata
          Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau, provinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya ±7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia Perkembangan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu tahun 1980 sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi (km2).
Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karenakurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan negara.

2.      Masalah Penduduk yang Bersifat Kualitatif
a.        Tingkat Kesehatan Penduduk yang rendah
     Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk adalah dengan melihat:

·     Angka Kematian
Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi  dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.

b.        Tingkat Pendidikan yang Rendah
     Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur. Keadaan demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain (keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan  berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakuka oleh pemerintah membawa dampak positif yang  signifikan  terhadap kesejahteraan penduduk.

c.        Tingkat Kemakmuran yang Rendah
Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam. Mengapa banyak penduduk Indonesia yang hidup miskin?

Dampak-dampak Masalah Kependudukan

Dari semua masalah kependudukan yang dipaparkan diatas, terdapat banyak sekali dampak negatif yang dihasilkan, diantaranya:
1.      Rendahnya tingkat kualitas SDM
   Rendahnya tingkat pendidikan akan berdampak besar pada kualitas sumber daya manusia suatu Negara. Penduduk adalah objek dan subyek pembangunan. Sebagai objek, penduduk adalah sasaran pembangunan. Sebagai subyek, penduduk adalah pelaku pembangunan. Peranan penduduk sebagai subyek menentukan arah dan keberhasilan pembangunan. Potensi dan tantangan pembangunan ditentukan oleh keadaan riil kependudukan dan sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu negara. Bagaimana potensi dan tantangan pembangunan di Indonesia? Kekayaan sumber daya alam yang ada di bumi Indonesia sangat besar. Ini merupakan suatu potensi. Masalahnya adalah  sanggupkah penduduk Indonesia mengeksploitasi dan mengelola sumber daya alam yang melimpah itu?

Fakta menunjukkan bahwa eksploitasi sumber daya alam (penambangan) di Indonesia banyak dilakukan oleh perusahaan asing. Proyek-proyek pembangunan oleh pemerintah juga sering menggunakan bantuan (assistance)  perusahaan asing. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan modal dan teknologi yang dimiliki penduduk Indonesia. Penguasaan teknologi dan kepemilikan modal terkait dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) penduduk Indonesia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia penduduk Indonesia ditunjukkan dengan GDP perkapita  yang relatif rendah. Kualitas sumber daya manusia penduduk Indonesia yang rendah merupakan penghambat pembangunan. Secara terperinci faktor kependudukan yang menghambat pembangunan adalah:

Rendahnya kualitas SDM penduduk Indonesia

Salah satu indikator kemakmuran suatu negara adalah volume barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduknya. Untuk memproduksi barang dan jasa diperlukan penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan. Penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan terkait dengan kualitas SDM penduduk suatu negara. Jadi kualitas SDM merupakan faktor penentu kemakmuran. Apa yang dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keterampilan dan ilmu pengetahuan?
Pertumbuhan penduduk yang tinggi
Penduduk merupakan potensi sekaligus beban pembangunan. Penduduk yang berkualitas (produktif) merupakan potensi/kekuatan pembangunan. Sedangkan penduduk dengan kualitas rendah (non produktif) merupakan beban pembangunan. Pertumbuhan penduduk bagi suatu negara dapat menjadi kekuatan sekaligus beban. Ini tergantung bagaimana kualitas penduduknya. Bagi Indonesia, pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan beban pembangunan. Mengapa? Jumlah penduduk Indonesi saat ini sudah cukup besar. Tetapi kualitas hidupnya (kemakmurannya) masih rendah.  Apabila pertumbuhan penduduk masih tetap tinggi, maka kualitas hidup (kemakmuran) akan semakin menurun.

2.      Kepadatan Penduduk

   Jumlah penduduk yang besar dan nditambah dengan angka pertumbuhan penduduk yang pesat membuat banyak Negara khususnya Negara berkembang di dunia mengalami kepadatan penduduk yang berlebihan. Kepadatan penduduk atau Densityadalah jumlah rata-rata penduduk yang mendiami suatu wilayah administrative tertentu biasanya dinyatakan dalam jiwa/Km2.
Kepadatan penduduk ini terjadi karena tidak seimbangnya jumlah penduduk yang mendiami wilayah tertentu dengan wilayah yang didiami. Jumalh penduduk yang terus menunjukkan peningkatan tidak dibarengi dengan luas wilayah suatu tempat yang tetap. Sehingga ini menyebabkan jumlah penduduk yang ada diwilayah tertentu melebihi jumlah ideal penduduk yang seharusnya tinggal diwilayah tersebut.
Selain itu, kepadatan penduduk yang biasanya terjadi di kota-kota besar terus mengalami peningkatan dengan adanya urbanisasi yang dilakukan secara berlebihan. Banyaknya para urban yang berpindah dari desa ke kota dengan tujuan mencari lapangan pekerjaan di kota membuat kepadatan penduduk yang ada semakin menjadi-jadi. Sehingga dengan tidak adanya lahan untuk mereka tinggal, biasanya mereka mendirikan perumahan-perumahan kumuh didaerah-daerah yang dilarang untuk mendirikan bangunan seperti dibantaran kali dan sebagainya. Dengan begitu, dampak yang dihasilkan akan terus melebar dan melebar lagi.

3.      Kemiskinan

   Dampak dari kepadatan penduduk, tidak hanya berhenti disitu. Dari dampak yang ada, dampak yang baru akan kembali dihasilkan. Para urban yang tidak mendapat lahan tempat tinggal dan juga lahan pekerjaan seperti yang mereka harapkan, mulai mempertahankan hidup mereka dikota dengan segala kemampuan mereka seperti memanfaatkan lahan terlarang untuk mendirikan rumah-rumah kumuh sebagai tempat mereka tinggal. Dengan tidak adanya pekerjaan mereka bekerja serabutan seperti mengamen, meminta-minta dijalan dan sebagainya hingga timbullah kemiskinan.
 Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
·         Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
·         Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
·         Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
4.      Kriminalitas
Kemiskinan yang terjadi dikota dan terus meningkatnya taraf hidup dikota, membuat setiap orang berusaha mempertahankan hidupnya walaupun hanya sekedar untuk makan. Berbagai kebutuhan hidup yang terus menekan dan keadaan financial mereka yang tidak seimbang mulai memaksa mereka untuk melakukan hal apa saja demi mendapatkan rupiah hinggal lahirlah tindak kriminalitas.
Kriminalitas merupakan segala sesuatu yang melanggar hukum atau sebuah tindak kejahatan. Pelaku kriminalitas disebut seorang kriminal. Biasanya yang dianggap kriminal adalah seorang pencuri, pembunuhperampok, atau teroris. Walaupun begitu kategori terakhir, teroris, agak berbeda dari kriminal karena melakukan tindak kejahatannya berdasarkan motif politik atau paham.
Tindak kriminalitas memang sudah merajalela di kota-kota besar. Sebagian besar dari mereka berasal dari masyarakat yang kurang  mampu dan tidak mempunyai pekerjaan. Adanya tindak kriminalitas menandakan bahwa memang sebenarnya dampak yang dihasilkan merupakan dampak yang serius yang harus segera ditindaklanjuti oleh pemerintah. Karena sudah membahayakan masyarakat luas serta keamanan Negara.

Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kependudukan

Terdapat beberapa solusi yang bisa digunakan sebagai upaya pencegahan atas masalah kependudukan, diantaranya:
1.      Melaksanakan program KB (2 anak lebih baik)
2.      Menunda pernikahan dini
3.      Meratakan pertumbuhan penduduk
Dari solusi tersebut, penulis berharap Pertumbuhan Penduduk di negara Indonesia bisa lebih stabil dan hidup masyarakat Indonesia menjadi lebih baik lagi dari yang sebelumnya.
Indonesia dengan jumlah penduduknya kira-kira 185 juta, termasuk negara-negara yang paling banyak jumlah penduduknya. Karena itu, hal-hal yang berkaitan dengan jumlah penduduk ini penting sekali di Indonesia. Kalau di masa depan jumlah ini mau jadi lebih banyak lagi, pasti ada lebih banyak masalah sosial lagi. Pemerintah Indonesia sudah mengambil dua macam tindakan untuk mencegah masalah sosial ini. Yang pertama adalah program KB atau Keluarga Berencana dan yang kedua adalah program transmigrasi. Kedua program ini sudah lama dapat banyak kritik, dari dalam negeri dan dari luar negeri.

Berikut kekurangan dan kelebihan dari masing-masing program :

1. Program Transmigrasi

Program transmigrasi adalah program nasional untuk memindahkan kelompok penduduk dari satu tempat ke tempat yang lain. Misalnya, kalau ada tempat di mana ada terlalu banyak penduduk, di sana pasti ada banyak masalah, seperti masalah kesehatan, masalah tanah, dan masalah sosial yan lain. Untuk mencegah masalah itu, pemerintah coba memindahkan penduduk dari tempat-tempat seperti itu ke tempat yang lain di mana jumlah penduduknya sedikit. Jadi dulu, penduduk Jawa, Madura dan Bali sudah dipindahkan ke Irian Jaya, Sumatra, dan Kalimantan.
Kami rasa program transmigrasi ini sudah banyak menolong penduduk Indonesia. Peserta program transmigrasi diberi sebuah rumah, alat-alat untuk bertani dan sedikit uang. Ada sekolah dan puskesmas. Setelah dipindahkan, kehidupan mereka lebih baik daripada dulu.
Program ini dapat banyak kritik. Kritik yang pertama adalah mengenai hutan yang menghilang karena transmigran. Mereka menebang pohon-pohon untuk mempersiapkan ladang mereka. Kemudian, dulu ada kelompok transmigran di Kalimantan yang tidak diberi fasilitas untuk bertani. Jadi, mereka tidak bisa berdikari (yaitu: “BERDIri di atas KAkinya sendiRI”). Juga ada masalah kehilangan tempat tinggal orang setempat seperti orang Kubu di Sumatra dan orang Dayak di Kalimantan. Tanah mereka diambil orang transmigran yang baru. Menurut saya, masalah-masalah ini dibesarkan dengan sengaja. Program transmigrasi memang berhasil. Sudah 3.6 juta orang dipindahkan dalam program ini, dan kehidupan mereka sekarang jauh lebih baik daripada dulu.

2. Program Keluarga Berencana
Dalam program Keluarga Berencana (“Dua Anak Cukup!”), suami-istri diberi informasi dan alat/obat kontrasepsi. Dengan ini, pemerintah mencoba untuk mencegah kelahiran terlalu banyak anak. Kritik atas program ini adalah kritik mengenai obat kontrasepsi yang bernama “Norplant”. Perempuan yang pakai Norplant itu tidak bisa beranak lagi untuk selamanya. Dan ada juga orang yang bilang bahwa perempuan dipaksa untuk pakai Norplant ini (Norplant ada sebuah obat yang disuntikkan di bawah kulit).
Kami berpendapat bahwa kedua program ini, yaitu transmigrasi dan Keluarga Berencana, memang sudah berhasil. Sekarang di Indonesia, jumlah anak yang lahir setiap tahun sudah menurun. Kalau Indonesia mau mencegah masalah yang berkaitan dengan jumlah penduduk, saya rasa pemerintah harus meneruskan kedua program ini.
Selain itu, terdapat beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah:
1.      Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program Keluarga Berencana (KB)
2.      Persebaran dan Kepadatan penduduk diatasi dengan:
a.      Program Transmigrasi
b.      Pembangunan lebih intensif di Kawasan Indonesia Timur.

3.      Tingkat kesehatan yang rendah diatasi dengan:
a.   Pembangunan fasilitas kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
b.   Pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin

4.      Tingkat pendidikan yang rendah diatasi dengan:
a.   Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di Indonesia.
b.   Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja
c.   Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan milik pemerintah
d.   Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja
e.   Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga- lembaga pemerintah

5.  Tingkat  pendapatan yang rendah diatasi dengan:

a.   Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang- nya  usaha/investasi, baik PMDN ataupun PMA.
b.   Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja.
c.   Penyederhanaan birokrasi dalam   perizinan usaha. Pembangunan/menyediakan fasilitas umum (jalan, telepon) sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Informasi Manajemen Di Rumah Sakit

INTERNET NEW MEDIA